Translate Please... Vv

Sabtu, 24 November 2012

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"



"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia Maha Dekat, Dia Maha Menyimak, Dia Menjawab Doa, Dia Maha Pengasih, Dia Maha Penyayang..

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; dengan namaNya aku berpetang & berpagi, berdiam & berlari; dengan asmaNya jua aku hidup & mati.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia yang menambah-lipatkan nikmat jika aku bersyukur, Dia yang menutup aib jika aku bermaksiat.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia tunda siksa atas dosa & sabar menanti taubat ini; dariNya ku berasal & padaNya aku kembali.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dialah yang menuliskan ketetapan bagiku, Dialah yang menguji tanpa melampaui batas kemampuanku.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; kehilanganku lebih kecil daripada pemberianNya, musibahku tiada arti dibanding nikmatNya.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; yang menimpakan cobaan sebagai tanda cinta, agar tiada yang lebih besar di hati selain diriNya.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; tiada madharat & manfaat walau seluruh makhluq berhimpun tuk merekayasa kecuali dengan izinNya.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dialah yang menjanjikan tiap perih, duka, & kecewa dibalas dengan naik derajat & hapusnya dosa.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia memiliki ganti yang lebih baik atas kehilanganku, nikmat yang lebih kekal dari nestapaku.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; hingga kuibadahi Dia seakan-akan aku melihatNya; dan teryakin diri bahwa Dia pasti melihatku.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia cukup bagiku, cukup untukku, cukup padaku, cukup atasku.

https://twitter.com/salimafillah

Nice....



Kawan…  Suatu ketika mungkin kita pernah jatuh hati.
 Memendam rasa,  Atau suka pada seseorang yang kita kagumi.
 Namun banyak sekali yang salah mengekspresikan cinta hingga ia terperdaya dengan cintanya.
 Marilah kita alihkan energi cinta kita bukan untuk melihat.
Bukan hanya untuk memikirkan bahwa hanya dirinyalah yang terbaik bagi kita.
 Namun untuk mempersiapkan.
Sehingga jika suatu saat kelak Allah telah berikan kepada kita satu yang tepat untuk diri kita, kita akan komitmen dengan dirinya.
Sahabatku…  Para pecinta sejati bukanlah ia yang mengumbar-umbar pesona cintanya.
 Namun para pecinta adalah ia yang siap komitmen memberikan cintanya hanya untuk yang halal bagi dirinya.
Saudaraku…  Mari kita bangun cinta hingga cinta kekal sampai surga...
Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa menggagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu ke dalam hati ini
Menjadi penghuni...

Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri...
Namun Ternyata semua hanya permainan nafsu

Untuk memburu cinta yang semu
Aku Tertipu...

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam

Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang ku tanam…


Sabtu, 03 November 2012

Macam-macam Syirik

Posted on by Abu Mushlih
Syirik ada dua macam : 
Syirik akbar dan syirik ashghar

Syirik Akbar 

Syirik akbar menyebabkan seorang hamba keluar dari Islam dan amalannya terhapus, dan karenanya dia kekal tinggal di dalam neraka bersama orang-orang musyrik. Orang yang melakukannya tidak akan diampuni dosanya kecuali jika dia mau bertaubat.

Jenis syirik ini meliputi: mengambil tandingan-tandingan selain Allah dan menyamakannya dengan Allah ‘Azza wa Jalla, mencintai sesembahan itu sebagaimana kecintaannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, sebagaimana dikisahkan oleh Allah tentang mereka yang mengatakan kepada tuhan-tuhan mereka ketika berada di dalam neraka (yang artinya), “Demi Allah, sungguh dahulu kami berada dalam kesesatan yang nyata, ketika kami menyamakan kalian dengan Rabbul ‘alamin.” (QS. asy-Syu’araa’: 97-98).
Sebenarnya mereka mengakui bahwa Allah saja pencipta segala sesuatu, pemelihara dan penguasanya. Merekapun menyadari bahwa sesembahan-sesembahan mereka tidak bisa mencipta dan memberikan rizki, tidak menghidupkan dan mematikan. Sesungguhnya penyamaan ini terjadi dalam hal cinta dan pengagungan serta ibadah sebagaimana halnya keadaan kebanyakan kaum musyrikin.
Mereka mencintai sesembahan-sesembahan mereka, mengagungkannya, membelanya sebagai pujaan selain Allah. Dan yang lebih parah lagi, ada di antara mereka yang mencintai sesembahan-sesembahannya itu lebih besar daripada cintanya kepada Allah. Mereka bergembira dengan mengingat sesembahan-sesembahan itu melebihi kegembiraan mereka tatkala hanya Allah yang disebut. Mereka membenci orang-orang yang menghina sesembahan-sesembahan mereka lebih daripada kebencian mereka jika Rabbul ‘alamin dilecehkan orang.
Demikian pula keadaan para penyembah berhala jaman dulu. Mereka memiliki tuhan-tuhan berupa batu. Selain mereka ada pula yang menjadikan manusia sebagai berhala. Allah Ta’ala berfirman menceritakan keadaan para pendahulu orang-orang musyrik itu (yang artinya), “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong beralasan, ‘Tidaklah kami menyembah mereka melainkan hanya demi mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.’ Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka dalam perkara yang mereka perselisihkan.” (QS. az-Zumar: 3).
Kemudian Allah bersaksi tentang kekafiran dan kedustaan mereka. Allah kabarkan bahwa Dia tidak akan memberikan hidayah kepada mereka. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang pendusta lagi ingkar.” (QS. az-Zumar: 3).
Inilah keadaan orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (baca: sesembahan) yang disangkanya sesembahan itu bisa mendekatkan dirinya kepada Allah. Sungguh jarang orang yang selamat dari bahaya ini dan lebih sedikit lagi orang yang tidak memusuhi orang yang mengingkarinya (baca: syirik).

Contoh-contoh Syirik Akbar
  • Melakukan thawaf mengelilingi kuburan dan berdo’a kepada penghuninya
  • Berdo’a kepada orang yang sudah mati atau menyeru orang yang tidak ada di hadapannya sebagaimana dia berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla
  • Menyembelih dan bernadzar untuk selain Allah
  • Bersujud kepada selain Allah dengan tujuan beribadah
  • Mencintai selain Allah sebagaimana kecintaannya kepada Allah, takut kepada selain Allah sebagaimana rasa takutnya kepada Allah
  • Mengharapkan datangnya rizki dari selain Allah dan meyakini bahwa selain-Nya itu dapat memberikan rizki
  • Beristighotsah (meminta diangkat bahaya dan bencana) dan beristi’anah (meminta pertolongan) kepada selain Allah dalam perkara yang hanya dikuasai Allah
  • Meyakini bahwa di alam ini sesuatu yang tidak dikehendaki Allah bisa saja terjadi
Syirik Ashghar

Syirik ashghar tidak menyebabkan seorang hamba yang melakukannya keluar dari Islam. Pelakunya mendapat ancaman Allah dan berhak menerima siksa tapi tidak kekal di dalam neraka [seandainya disiksa di neraka, pent].
Syirik jenis ini menghapuskan (pahala) amal yang dicampurinya, adapun pelakunya berada di bawah kehendak Allah. Jika Allah berkehendak menyiksa maka ia akan disiksa, tetapi kalau Dia berkehendak mengampuni maka diampuni dosanya.
Pengertian syirik ashghar ialah segala sesuatu yang disebut sebagai syirik dalam dalil-dalil syari’at akan tetapi tidak mencapai derajat syirik akbar, dan ia dikategorikan sebagai sarana yang mengantarkan menuju syirik akbar.

Contoh-contoh syirik ashghar
  • Bersumpah dengan menyebut nama selain Allah
  • Riya’ yang ringan
  • Perkataan, “Apa saja yang Allah kehendaki dan apa pun yang kamu kehendaki” atau “Ini adalah berasal dari Allah dan darimu” atau “Aku bersama pertolongan Allah dan pertolonganmu” atau “Aku bertawakal kepada Allah dan kepadamu” dan lain sebagainya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan meyebut nama selain Allah sungguh dia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dan beliau (Tirmidzi) menghasankannya).

Sumber: ‘Isyruna ‘Uqbatan fi Thariq al-Muslim Yajibu al-Hadzru Min Haa

KETEGUHAN HATI...

Bismillaah...

Laghi.... sebuah catatan kecil sebagai pengingat untuk diri...
Sesungguhnya ada banyak tanya di pikiran ini untukmu wahai ukhtiiy...

*Beberapa tahun yang lalu aku mengenalmu sebagai seorang aktivis yang tak di ragukan lagi sepak terjangnya... Semua kagum dan terpukau akan kemampuanmu. Jangankan para ikhwan dalam satu naungan organisasi denganmu, kami sahabatmu saja begitu terinspirasi untuk menjadi sepertimu ==>> Cantik, pintar, tekun ibadah, friendly... ah pokoknya perfectooo...

*Namun beberapa waktu kemudian aku mendengar bahwa engkau tak lagi aktif seperti dulu... katanya engkau telah berubah... ya berubah... mengundurkan diri dari organisasi yang telah membesarkan namamu, berpakaian serba gelap dan jilbab yang semakin melebar, tak lagi memajang foto"/gambar" makhluk bernyawa, tidak lagi mendengarkan musik even musik" islami... *hummm.... dulu aku berpikir, Woooouwww... ekstrem sekaaliiiiii....

*Karena itu aku mulai tertarik untuk mengetahui dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi denganmu, mengapa engkau begitu keukeuhnya dengan pendirian itu... Cukup lama... ya Cukup lama aku mempelajarinya hingga akhirnya aku tahu... Oooo, rupanya kau mengikuti sebuah perkumpulan yang kau sebut dengan ta'lim salafy... *meski sangat bingung aku mulai memasuki duniamu... meski beberapa kali aku mengikuti ta'lim aku tak pernah bertemu denganmu*

*Dan pada suatu kesempatan aku dengar engkau memang tak laghi mengikuti ta'lim.... hoooooohhhh.... ada apa??? bukankah waktu itu engkau tampak begitu bersemangat sekali??? ahhh... pasti ada sesuatu yang aku tak tahu... dan semua berlalu begitu saja... Aku tak lagi tahu menahu tentang kisah dan perjalanan hidupmu semenjak aku hijrah ke kota lain.

*Hingga pada suatu hari aku menemukan accountmu di sebuah jejaring sosial... Benarkah itu dirimu??? kenapa banyak sekali foto"mu terpajang di sana??? (bukankah waktu itu....), Dan mana gamis gelap dan jilbab lebarmu??? (ada apa denganmu)...

*Tak banyak yang bisa kulakukan... Hanya sebuah untaian do'a yang kupintakan kepada Robb_ku untukmu wahai ukhtiiy.... 
=<( ALLOOHU yahdiha wa BaarokALLOOHU Fiiyha... )>==

*Bumi ALLOOH, 03 November 2012, Semoga bisa menjadi sebuah pengingat dan pembelajaran untuk diri pribadi*







Jumat, 02 November 2012

Mewaspadai Sikap Takabur Dengan Bersikap Tawadhu'

Bismillaah...

Sebuah catatan kecil sebagai pengingat untuk diri yang kerap kali lalai...

  • Sahabat Abdillaah bin Mas’ud radhiyallaahu 'anhu berkata, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam bersabda: “Seseorang yang di dalam hatinya masih terdapat rasa takabur walau hanya seberat biji sawi dia tidak akan berhak masuk surga.” Kemudian ada seorang lelaki berkata: “Ya Rosulullooh, bagaimana halnya dengan seseorang yang suka memakai pakaian bagus dan sepatu bagus?” Rosulullooh  shollalloohu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya ALLOOH Subhanahu wata'ala  adalah Dzat yang bagus, dan cinta kepada segala kebagusan. Sedang yang dinamakan takabur adalah mengingkari kebenaran serta sombong terhadap sesama manusia.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
  • Sahabat Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhu  berkata, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  telah bersabda: “Pada zaman dahulu ada seorang lelaki memakai pakaian hingga menyentuh tanah dan berjalan sambil menarik- narik pakaiannya dengan penuh rasa bangga. Lalu orang tersebut ditenggelamkan ke bumi hingga hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Nasai).
  • Sahabat Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhu  berkata, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  telah bersabda: “Barangsiapa menarik-narik pakaiannya lantaran pamer serta sombong, maka ALLOOH Subhanahu wata'ala  tidak akan memperdulikannya pada hari kiamat nanti.” Kemudian Abu Bakar berkata: “Ya Rosulullooh, kain sarungku sangat panjang hingga sampai ke tanah, dan bila berjalan aku selalu menariknya. Tetapi yang demikian aku maksudkan untuk menjaga aurat” Lalu Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  bersabda: “Sesungguhnya engkau tidak termasuk golongan orang yang pamer serta sombong dalam berpakaian.” (HR. Malik dan Bukhari).
  • Sahabat Iyadh bin Hamar  radhiyallaahu 'anhu berkata, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  telah bersabda: “ALLOOH  Subhanahu wata'ala telah memberikan wahyu kepadaku agar supaya kamu sekalian bersifat lawadhu’ (merendahkan diri), sehingga di antara sesama manusia tidak ada lagi saling hina-menghina serta saling membanggakan diri.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
  • Sahabat Abi Hurairah  radhiyallaahu 'anhu berkata, bahwa Rosulullooh bersabda: “ALLOOH Subhanahu wata'ala  berfirman, bahwa kemuliaan adalah pakaian milik-Nya dan sifat takabur adalah hiasan milik-Nya. Karena itu barangsiapa meminjam pakaian dan perhiasan ALLOOH Subhanahu wata'ala , maka akan dimasukkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
  • Sahabat Abi Hurairah  radhiyallaahu 'anhu berkata, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  bersabda: “Ada tiga orang yang kelak di hari kiamat ALLOOH Subhanahu wata'ala tidak akan berbicara dengannya, tidak akan memuliakannya, serta tidak akan memandangnya, dan bagi mereka siksa yang sangat menyakitkan. Mereka adalah orang tua yang berzina, pemimpin yang berkhianat, dan orang fakir yang takabur.” (HR. Muslim dan Nasai).
  • Sahabat Abi Hurairah radhiyallaahu 'anhu  berkata, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  bersabda: “Ada empat orang yang sangat dibenci ALLOOH Subhanahu wata'ala. Yakni orang yang berjualan dengan menggunakan sumpah, orang fakir yang takabur, orang tua yang berzina, dan pemimpin yang curang.” (HR. Nasai dan Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya).
  • Imam Bukhari dan yang lain mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  bersabda: “Orang yang memakai kain sarung atau celana di bawah betis (dengan maksud sombong), dia akan dimasukkan ke dalam neraka.”
  • Bukhari dan yang lain mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  bersabda: “Pada hari kiamat nanti ALLOOH Subhanahu wata'ala tidak akan memandang orang yang menyeret pakaiannya karena pamer serta membanggakan diri.”

Ali radhiyallaahu 'anhu terkenal dengan kata-katanya: ”Lihatlah apa yang diucapkan dan jangan lihat siapa yang mengucapkan.” 

Orang yang takabur biasanya lupa bahwa alasan yang melatarinya untuk berbuat demikian tidaklah abadi pada dirinya. Kenikmatan yang ia rasakan, yang dengannya ia menyombongkan diri hanyalah bersifat sementara. ALLOOH Subhanahu wata'ala bisa mencabutnya dalam waktu yang cepat dan tak terkira.
Tidak peduli apakah kenikmatan yang kemudian disombongkan itu berupa harta, keturunan, popularitas, jabatan, kekuasaan, dan sebagainya. Perihalnya menyerupai orang yang digambarkan ALLOOH Subhanahu wata'ala dalam salah satu firman-Nya:

Dan dia memasuki kebun sedangkan dia zalim terhadap dirinya sendiri. Ia berkata, "Aku kira kebun itu tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang. Sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku pasti aku akan mendapatkan tempat yang lebih baik daripada kebun-kebunku itu." (QS. Al-Kahfi : 35-36)

Sikap Tawadhu’ Orang Lain yang Berlebihan ini adalah faktor eksternal yang bisa menyebabkan seseorang mejadi takabur. Sebab orang-orang di sekelilingnya terlalu tawadhu secara berlebihan kepada dirinya. Sebab ini sering dijumpai pada pemimpin atau guru yang takabur disebabkan lingkungan seperti ini. 
Pengikut yang tawadhu', selalu menghormatinya, dan tidak pernah menasehatinya, mengarahkan seseorang berpikiran bahwa ia adalah orang mulia dan jauh dari kesalahan. Guru yang selalu dihormati muridnya dan mendapatkan kemuliaan dari mereka juga berpotensi menganggap dirinya sempurna. Jadilah ia takabur. Tidak menutup kemungkinan hal ini juga menimpa ulama. Karenanya mencium tangan seseorang baik itu pemimpin maupun ulama dimakruhkan oleh sebagian ulama.
Begitu pula penghormatan dengan berdiri dan berbagai bentuknya. Selain itu merupakan bentuk ketawadhu'an yang memperlemah posisi orang yang melakukan, juga bisa menjadi faktor penyebab takabur bagi orang yang diberi penghormatan.
Rosulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam  bersabda:

Barangsiapa yang suka agar orang-orang berdiri untuk menghormatinya, maka bersiaplah untuk menempati tempat duduk dari api neraka. (HR. Abu Daud)
 
Dalam kesempatan yang lain beliau bersabda:

Janganlah kalian berdiri menyerupai orang-orang yang saling mengagungkan satu sama lain (HR. Abu Daud)
  
Selain ketawadhuan, pujian orang lain didepan seseorang juga berpotensi membawa takabur pada orang yang dipuji. Karenanya Rosulullooh  shollalloohu 'alaihi wasallam mengingatkan, bahkan dengan tegas kepada orang yang suka memuji orang lain di depannya, apalagi secara tidak proporsional. Rosulullooh  shollalloohu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menaburkan tanah ke muka orang yang suka memuji (HR. Muslim)